MASIGNCLEAN101

RUPIAH, Perlukah Berganti Dinar Dirham?

5/12/2014



             
         Assalamualaikum, sepanjang tahun 2013 lalu kita disuguhkan banyak berita mengenai depresiasi nilai rupiah terhadap dollar AS, kenapa berita itu penting, apa sebenarnya yang membuat pemerintah waswas akan rupiah? Lalu kenapa harus dollar yang menjadi fokus. Mari coba kita analisis
             
             Secara makro penguatan dan pelemahan nilai rupiah akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia, keduanya ibarat dua mata sisi pisau, ketika terjadi pelemahan dan penguatan rupiah maka hal ini akan mempengaruhi ekspor dan impor barang, rupiah yang melemah akan membuat pengekspor mengalami untung yang besar tetapi sebaliknya para debitur yang meminjam modal dari luar negeri akan waswas.
             
                Flashback kembali di tahun 1998, salah satu kondisi ekonomi terparah yang pernah dialami oleh Indonesia, asal muasalnya krisis ini konon katanya diakibatkan karena ulah seorang spekulan AS George Soros. Ya, Soros yang awalnya ingin mengganggu ekonomi negara tetangga kita Thailand, lewat aktivitas mengambil untung lewat jual-beli valas secara besar-besaran di negeri gajah putih berubah menjadi malapetaka di negara di sekitarnya dan menjadi sebuah krisis regional.
             
                   Saat itu Rupiah benar-benar KO, inflasi 1998 mencapai 78% dan kalo kita flashback lebih jauh lagi di tahun 1965 inflasi mencapai 650% atau hyperinflation, sistem mata uang mengambang yang digunakan oleh Indonesia benar-benar berdampak buruk bagi Rupiah. Niai Rupiah yang awalnya di kisaran Rp 2000an per US dollar pada puncaknya terdepresiasi hingga ke Rp 17000an per US dollar, bank-bank banyak yang ditutup karena kekurangan dana akibat rush besar-besaran dari para nasabah, lalu investasi nol, suku bunga acuan dinaikan pada angka yang tidak wajar yaitu dua digit dengan tujuan banyak warga yang menaruh kembai uangnya di bank tetapi malah justru pemerintah makin membuat rumit urusan, tapi kenapa Indonesia begitu parahnya sedangkan Thailand, Hong Kong, Taiwan ataupun Malaysia tidak terlalu lama terkena dampak. Setelah ditelisik lebih lanjut  akar pangkalnya adalah cadangan dollar yang dimiliki Indonesia terlalu tipis. Ya, krisis itu sebenarnya bisa diatasi seandainya cadangan dollar kita besar, lalu kenapa harus dollar dan kenapa harus uang kertas yang tidak bernilai intrinsik? Jawabanya adalah saat dimana Presiden Nixon mencabut perjanjian Bretton Woods. Perjanjian yang berisi aturan bahwa mata uang dunia didasarkan atas emas.
             
          Mungkin muncul dalam benak setiap warga Indonesia, seberapa hebatkah Rupiah? Seberapa terhormatkah Rupiah di mata dunia? Lalu adakah mata uang yang tahan krisis?
            
           Dunia saat ini masih belum melihat Rupiah sebagai mata uang yang diperhitungkan layaknya dollar AS ataupun Yuan Cina. Lalu bermunculan ide dari ahli-ahli ekonomi Islam untuk menjadikan kembali Dinar dan Dirham, mata uang emas dan perak yang lama digunakan oleh khilafah Islamiyyah, akankah Rupiah berganti dengan Dinar Dirham?
            


           Dinar merupakan unit of account yang tidak terpengaruh oleh inflasi, karena nilai intrinsik sama dengan nilai nominal, dibuktikan dalam surat Al Kahfi ayat 19, dalam surat tersebut dijelaskan seorang pemuda yang membawa dua keping perak untuk dibelikan makanan ke beberapa orang, kalo diasumsikan 1 perak/dirham nilainya Rp40.000, maka 2 keping perak nilainya sama dengan Rp80.000 atau sama dengan situasi sekarang. Coba bandingkan dengan rupiah  di tahun 1970an uang makan 1 bulan Rp 10.000 apakah bisa saat ini buat makan sebulan uang segitu? Tentu tidak.
            
            Dinar dan dirham memang sudah terbukti keandalanya, namun sekarang akankah dinar dan dirham dapat menggeser sistem yang ada saat ini, dan coba bayangkan terwujudnya ekonomi bebas Inflasi, sungguh tenteram negeri kita. Bisakah kita wujudkan? Pada dasarnya Menggeser suatu sistem tidak semudah telapak tangan manusia, butuh proses yang lama dan telaten, apalagi bagi negara kita Indonesia, wong redenominasi Rupiah aja gak mulai-mulai apalagi mengganti rupiah.

  Satu hal yang perlu dicatat, Al Ghazali seorang muslim cerdas pada zamannya pernah membuat suatu pernyataan bahwa boleh pemerintah menggunakan mata uang selain dinar dan dirham tetapi pemerintah harus benar-benar menjaga nilainya, mungkin pernyataan ini bisa jadi pembenaran akan tetap ada uang fiat, tetapi tunggu dulu, bisakah pemerintah kita menjaganya dan menghilangkan intervensi asing dalam mata uang. Wallahu a’lam.

Daftar Pustaka
Iqbal, Muhaimin. 2008. Dinar Solution.Jakarta : Gema Insani
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil diskusi Rapat Pimpinan FOSEI 2014, #soliddanbersahabat  
FOSEI UNSOED

Akun Official KSEI FOSEI Universitas Jenderal Soedirman