MASIGNCLEAN101

Pemuda dan Masa Depan

10/28/2012


Peserta Kongres Pemuda II
Di bulan Oktober ini, 84 tahun yang lalu, para pemuda dan pemudi Indonesia dari berbagai daerah berkumpul dan mengadakan kongres untuk membincangkan nasib bangsa ke depan. Hasil rumusan kongres itu kemudian dibacakan dan dikenal dengan Sumpah Pemuda. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 dan menjadi momen penting perjuangan bangsa mencapai kemerdekaan. Selanjutnya, masih dengan kontribusi para pemuda akhirnya Proklamasi kemerdekaan terealisasikan.

Hal yang semisal juga berlaku dengan perkembangan dan kejayaan Islam. Kontribusi pemuda dalam hal tersebut sangat signifikan. Mayoritas generasi awal pejuang Islam adalah pemuda: Abu Bakr al-Shiddiq (37 th.), Umar bin Khatab (26 th.), Ali bin Abi Thalib (8 th.) dan Zubair ibn Awwam (8 th.),  Thalhah (11 th.), al-Arqam Abi al-Arqam (12 th), Ibn Mas’ud (14 th.), Said ibn Abi Waqqash (17 th.), Ja’far ibn Abi Thalib (18 th.), Zaid ibn Haritsah (20 th.), Mush’ab ibn Umair (24 th.), dll.


Karena pemuda begitu penting, Quran banyak bicara tentang pemuda: kisah Ash-haab al-Kahf, Ash-hab al-Ukhduud, para Nabi AS dan Rasul: Ibrahim, Musa, dsb. Selain itu, Islam juga mengajarkan bahwa masa muda akan dimintai pertanggungjawaban secara khusus pada hari Kiamat, di samping pertanggungjawaban terhadap usia secara umum.

Nabi SAW bersabda, “Tidaklah kedua kaki seorang pemuda itu bergerak dari sisi Rabbnya pada hari Kiamat, hingga ia ditanya tentang lima hal: 1) tentang umurnya, untuk apa ia gunakan; 2) tentang masa mudanya, untuk apa ia habiskan; 3) tentang hartanya, dari mana ia dapatkan dan 4) kemana ia belanjakan; serta 5) apa yang ia amalkan atas hal-hal yang sudah diketahuinya.” [Riwayat al-Tirmidzi]

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli tentang batasan usia pemuda, ada yang menyebutkan batas usia pemuda 51 tahun, 30 tahun, 32 tahun, dsb. Pada dasarnya, Islam tidak mengajarkan pengkultusan usia. Kompetensi dan profesionalitas lebih dihargai ketimbang senioritas. Ini dibuktikan dari sejarah Nabi SAW. Salah satu contohnya, pada tahun ke-11 Hijriah setelah Haji Wada’, Nabi SAW mengangkat Usamah ibn Zaid, yang ketika itu usianya belum genap 20 tahun, untuk memimpin pasukan kaum Muslim dalam ekspansi wilayah ke Syaam yang berada di bawah cengkraman imperium adidaya Romawi. Padahal di kalangan kaum Muslim terdapat banyak sahabat Nabi SAW yang jauh lebih senior.

Pilihan Nabi ternyata sangat tepat. Usamah dan pasukannya kemudian terbukti meraih kemenangan yang gemilang. Sampai-sampai tercatat bahwa tidak ada pasukan yang lebih selamat dan lebih banyak mendapatkan ghanimah (harta perang) dibandingkan pasukan Usamah. [Lihat Shuwar min Hayyah al-Shahaabah, hlm. 226-228.]

Intinya, pemuda memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam perubahan dan pembentukan masa depan. Karena itu, sangat wajar apabila dalam salah satu pidatonya yang terkenal, Bung Karno berkata, “Beri aku sepuluh pemuda, maka aku akan menggoncangkan dunia.”



Sumber:
Hasnah, Ibnu Abi. 2012. "Pemuda dan Masa Depan". Sharing. Edisi 70 Thn VII Oktober: 71.
FOSEI UNSOED

Akun Official KSEI FOSEI Universitas Jenderal Soedirman