MASIGNCLEAN101

MELIRIK PEMBERDAYAAN EKONOMI SYARIAH DARI COVER NEGERI

4/13/2019


MELIRIK PEMBERDAYAAN EKONOMI SYARIAH DARI COVER NEGERI
Oleh:
(Miftahul Karimah)
Telah dibentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) melalui Perpres Nomor 91 Tahun 2016. KNKS dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Beliau melihat Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia, namun ekonomi syariah kita baru 5%, Malaysia 23%, Saudi 51%, UEA 19%. Senada dengan itu, pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang dipimpin Wakil Ketua Umum Syafruddin mengadakan audiensi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani di Kantor Kemenko PMK, Senin (25/02/2019).
Tidak dapat dipungkiri bahwa masjid memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan sumber daya manusia dan penggerak kemajuan, bukan hanya sebagai tempat ibadah saja namun sebagaimana sejak zaman Rasulullah. SAW. Masjid merupakan pusat kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Khususnya di Indonesia karakteristik bangsanya yang lebih banyak pedesaan dibanding perkotaan, dimana seperti disebut diatas sebagai negara muslim terbesar didunia dan dapat dipastikan bahwa di setiap desa selalu ada masjidnya.dari sini tentu kita melihat peluang yang sangat besar dalam upaya pemberdayaan ekonomi syariah pada khususnya, mengapa karena karena jika masjid menjadi central dari kegiatan ekonomi tentu akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.Dengan melibatkan masyarakat sekitar tentunya. Lalu kebijakan apakah kiranya yang tepat untuk diterapkan? Jawabanya adalah Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), ya dengan mendirikan BMT di setiap masjid akan membangkitkan gairah ekonomi yang semestinya seperti arus pergerakan ZISWAF,dengan berdirinya BMT juga akan sangat membantu masyarakat yang memiliki uasaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam permodalan, membuat mandiri secara ekonomi tentunya, karena pada prinsipnya BMT juga dari swadaya masyarakat dan untuk kesejahteraan anggota. Manfaat nyata tentunya akan dirasakan langsung oleh masyarakat setempat dan yang lebih penting yang perlu ditekankan dalam hal ini masyarakat akan terhindar dari belenggu rentenir dan praktek ekonomi ribawi, karena memang itulah sumber utama pergerakan ekonomi umat islam khususnya . Saat ini telah berdiri ribuan BMT yang tersebar diseluruh Indonesia, namun itu belum cukup mengingat luasnya Indonesia dan masih lemahnya sumber daya insani dan profesionalitas yang masih menjadi kendala terbesar untuk mengembangkan BMT. Dan kita juga harus mampu memanfaatkan tekhnologi dalam pengurusan ZIFWAF misalnya, namun harus jujur diakui bahwa belum seluruh wilayah Indonesia terhubung oleh koneksi internet yang memadai. Namun tetap seharusnya kita mempersiapkan sumber daya insani yang mumpuni, agar pengoptimalisasian BMT disetiap desa.Tentu masih banyak tantangan yang lain pula dalam hal ini, mengubah persepsi masyarakat dari ekonomi konvensional ke ekonomi syariah.
            Prinsip swadaya dan kegotong-royongan yang diterapkan pada operasional BMT akan membuat pergerakan ekonomi berjalan pada alur yang semestinya sesuai syariat islam tentunya, akan sangat membantu masyarakat yang memiliki uasaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam permodalan, membuat mandiri secara ekonomi tentunya, pada akhirnya dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat oleh para aktivis dakwah ekonomi islam khususnya dukungan dari pemerintah setempat, dan masyarakat tentunya, untuk mewujudkan BMT di setiap desa.
 
FOSEI UNSOED

Akun Official KSEI FOSEI Universitas Jenderal Soedirman