6/12/2020
Membangun Generasi Pengusaha di Era Globalisai Melalui Technopreneurship Berbasis Syariah
Oleh: Isnaeni Alfitriyati
(Department of Research)
Technopreneurship (Technology entrepreneurship) adalah gabungan dari inovasi dan teknologi (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan kewirausahaan (bekerja sendiri untuk mendapat keuntungan melalui bisnis). Technopreneurship bersumber dari sebuah invensi dan inovasi. Technopreneurship juga diartikan sebagai kumpulan dari beberapa inovasi yang berbasis teknologi. Sedangkan teknologi adalah cara untuk mengolah sesuatu agar terjadi efesiensi biaya dan waktu, sehingga dapat meghasilkan produk yang berkualitas.
Globalisai, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya. Agar tetap bisa bertahan, maka perusahaan harus mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya.
Technopreneurship berbasis syariah merupakan cara berbisnis secara islam yang kini sudah tidak asing lagi di beberapa kalangan masyarakat. Seperti yang sudah diterapkan oleh salah satu pemilik warung bakso Mas Cingkrang yang mengatakan bahwa prinsip dalam membangun bisnis memiliki lima nilai inti antara lain yaitu :
- Jadikan bisnis itu sebagai ibadah
- Bisnis untuk dakwah
- Mengambil peran sebagai khalifah (kepemimpinan)
- Jadikan bisnis itu sebagai ukhuwah
- Materi jihad
Beberapa tips untuk menjalankan sebuah bisnis secara syariah salah satunya kita harus dahulukan sulu pasrah diri kepada Allah SWT, apapun yang terjadi kesuksesan yang diraih tersebut tidak lain merupakan petunjuk dari Allah SWT. Lalu yang kedua kita harus belajar, dengan seperti itu kita bisa mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bisnis yang dijalankan. Selanjutnya mental yang kuat harus dimiliki oleh seorang pengusaha, jangan karena hanya omzet yang didapat hari ini rendah kita menjadi lesu dan bermalas-malasan. Hal tersebut justru harus membuat kita semakin semangat dalam menjalankan bisnis. Selanjutnya kita tentu harus memiliki jaringan yang luas dengan membangun kerja sama. Terakhir yang perlu dimiliki oleh seorang pebisnis adalah mentor atau partner. Tujuannya tidak lain untuk mengarahkan kita dalam menjalankan bisnis agar tidak salah jalan. Selain itu seoerang mentor juga yang akan membimbing kita dalam mengembangkan sebuah bisnis yang dimiliki.
Dengan adanya globalisasi saat ini persaingan dalam berbisnis semakin ketat. Persaingan yang didorong oleh perkembangan teknologi yang canggih, ketertinggalan dalam penguasaaan teknologi dapat menyebabkan kesulitan dalam bersaing. Daya saing seperti itulah yang saat ini menurun bagi Indonesia, peran produk nasional yang dihasilkan oleh peran teknologi tinggi masih sangat rendah dibanding dengan produk hasil teknologi rendah.
Salah satu upaya meningkatkan penguasaaan teknologi untuk meningkatkan daya saing adalah dengan menerapkan technopreneurship. Prespektif bisnis di masa yang akan datang harus dibangun dari pondasi penguasaan teknologi, konsepsi ini memerlukan sinergi antara penguasaan teknologi dan kapasitas pembangunan, kemudian teknologi di transformasikan menjadi dasar bisnis. Esensinya adalah technopreneurship sebagai pembangunan yang berbasis pada teknologi.
Technopreneurship merupakan salah satu strategi baru untuk menyiasati masalah pengangguran di era globalisasi seperti saat ini terutama di kalangan kaum intelektual. Menurut Prof. Dr. Ono Suparno, STP, MT dari Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa menjadi seorang usahawaan terdidik, generasi muda, khususnya mahasiswa akan berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia melalui penciptaan lapangan pekerjaan baru.
Saat ini pengangguran tak lagi identik dengan masyarakat tak berpendidikan. Banyak sarjana yang masih menganggur, tentu hal ini menjadi masalah. Pada era perkembangan teknologi saat ini, seharusnya bisa mendorong tiap orang untuk menciptakan inovasi dan penemuan baru yang memiliki nilai ekonomi.
Teknologi merupakan aspek kebutuhan manusia yang terus berkembang. Pemanfaatan teknologi yang tepat dalam pengembangan usaha berdasarkan pada jiwa entrepreneur yang mapan akan dapat mengoptimalkan proses sekaligus hasil dari unit usaha yang dikembangkan. Adanya technopreneurship dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kolaborasi teknologi dan entrepreneur.
Untuk menunjang technopreneur di era globalisasi saat ini perlu beberapa hal yang harus diperhatikan, meliputi :
1. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pola pikir sumber daya manusia harus diubah. Seorang technopreneur harus berani menjadi seorang yang berani mengambil resiko, bukan menolak resiko.2. Penguatan Teknologi
Pelatihan bertahap perlu diterapkan kepada masyarakat agar penggunaan internet atau teknologi bisa lebih optimal.3. Inkubator
Perlu lebih banyak lagi inkubator technopreneur di Indonesia oleh mereka yang memiliki pengalaman berkompeten di bidangnya, seperti pemilik startup yang terkenal di Indonesia.4. Regulasi Pembiayaan
Pemerintah juga harus turut ambil bagian dalam membantu pendanaan yang dibutuhkan dan membahas mengenai regulasi yang dibutuhkan. Bersama dengan para stakeholder harus bisa saling bekerja sama, berkoordinasi agar terciptanya perekonomian yang meningkat.Selain itu dalam berwirausaha, seorang pengusaha juga tidak boleh cepat menyerah dan mengeluh. Seorang pengusaha harus mampu melihat prospek usaha yang dijalankan, jangan monoton karena ikut-ikutan. Ciptakan usaha yang inovatif sehingga mampu menarik konsumen. Kemudian budayakan hidup yang disiplin dan jangan lupa untuk senantiasa berodoa dan berpasrah kepada Allah SWT.
comment 0 Comment
more_vert